SUMBER DAYA ALAM INDONESIA Oleh: Prof. Dr. Cahyono Agus

SUMBER DAYA ALAM INDONESIA

Oleh: Prof. Dr. Cahyono Agus

 Indonesia mendapatkan anugerah kodrat alam berupa warisan kekayaan sumber daya alam yang berlimpah secara gratis. Koes Plus mendendangkannya tanah air kita sebagai tanah surga, meskipun ternyata juga sebagai pusat sumber bencana alam yang memilukan. Setidaknya ada 3 alasan strategis yaitu: (i) struktur batuan geologi, (ii) jalur gunung berapi dan (iii) garis khatulistiwa.

Struktur Geologi wilayah Indonesia telah menganugerahkan adanya banyak tambang-tambang minyak dan mineral sehingga kita mempunyai warisan kekayaan sumber daya alam yang berlimpah. Indonesia terkenal menjadi produsen tambang emas pertama di dunia, karena tambang Freeport di Papua mempunyai cadangan emas sebesar 106,2 juta ounce. Cadangan emas di Aneka Tambang, dan PT Newmont Nusa Tenggara juga sangat banyak. Cadangan batubara Indonesia tahun 2005 masih sebesar 5.370 juta ton. Cadangan gas alam ke 11 dunia sebesar 98 triliun kaki kubik. Produsen minyak ke 21 dunia tahun 2006 sebesar 1.102 x 103 bbl/hari. Warisan cadangan tambang tembaga, bijih besi, timah, mangan, semen dan tambang lain di Indonesia juga cukup banyak .

Namun demikian, dengan adanya sesar/lempeng Eurasia, Pasifik &  Indo-Australia, maka Indonesia juga menjadi rawan bencana gempa tektonik yang sangat dasyat. Milyaran tahun yang lalu Indonesia terpecah menjadi 2 benua besar yang berbeda. Jawa, Kalimantan, Sulawesi bagian Selatan merupakan bagian dari benua Asia, sedangkan Nusa Tenggara, Irian, Maluku dan Sulawesi bagian utara merupakan bagian dari Benua Australia yang mendesak ke utara. Pada tanggal 28 September 2018 lalu telah terjadi rentetan bencana gempa tektonik 7.4 SR di Donggala, Sulawesi Tengah yang menyebabkan tsunami, bencana kemanusiaan dan kerusakan hebat. Sebelumnya, 29 Juli 2018 rentetan gempa besar 6.4 SR juga melanda Lombok Utara. Kedua rentetan gempa besar ini terjadi persis di atas sesar patahan aktif bumi yang dihuni sehingga menimbulkan tragedi lingkungan dan kehidupan yang semakin dasyat

Indonesia dilalui jalur gunung berapi dunia sehingga memiliki 127 gunung api yang masih aktif dan selalu mengeluarkan material abu vulkan baru yang menyuburkan tanah pertanian. Namun demikian, gunung aktif ini juga menyebabkan erupsi, letusan dan gempa vulkanik yang menyebabkan tragedi lingkungan dan kemanusiaan.

Indonesia terletak pada garis khatulistiwa sehingga mendapatkan sinar matahari, curah hujan, temperatur, kelembaban yang optimal dan berlimpah sepanjang tahun. Hutan tropika basah Indonesia menjadi paru-paru dunia serta mempunyai keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Produktivitas lahan tropika sebesar 750 grC/m2/tahun berarti 10 kali lipat dibanding daerah Temperate yang terkendala musim yang kurang menguntungkan bagi pertumbuhan. Namun demikian nilai ekonomi tropika masih kecil, hanya separohnya dibanding di daerah Temperate. Bahkan iklim tropis ini juga menyebabkan adanya badai tropis dan berkembangnya hama penyakit yang mencelakakan kehidupan manusia dan makluk hidup lainnya..

Pembangunan Indonesia masih lebih bertumpu pada eksploitasi semata pada warisan sumber daya alam yang melimpah. Bahkan tidak semuanya dikelola sendiri, sehingga meminta pihak lain untuk mengambilkannya sehingga hanya mendapatkan fee dan pajak semata. Karena eksploitasi yang berlebihan, maka warisan berlimpah yang seharusnya cukup untuk lebih tujuh generasi turunan, ternyata telah terkuras habis dalam satu generasi saja. Sebagian besar negara maju dunia sebenarnya tidak mempunyai sumber daya alam berarti. Namun mereka bisa berkembang pesat karena  mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengolah industri hasil sumber daya alam yang dihasilkan negara lain.

Indonesia harus mampu menemu kenali diri terhadap kodrat alam potensi dirinya. Potensi bahaya bencana gempa tektonik, gempa vulkanik, badai tropis harus sejak awal diantisipasi. Kita harus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengolah sumber daya alam yang melimpah ini dengan kerja cerdas, kerja keras, kerjasama, kerja ikhlas dan kerja tuntas. Sehingga masyarakat bisa hidup aman, nyaman, damai, sejahtera dengan bersahabat sesuai kodrat alam semesta.

 

 

Informasi Penulis:

Prof. Dr. Cahyono Agus

–  Guru Besar Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta

–  Ketum PKBTS (Perkumpulan Keluarga Besar Tamansiswa)

–  HP: 081 5688 8041

–  Email: acahyono@ugm.ac.id