TRAGEDI BUMI KITA Oleh: Prof. Dr. Cahyono Agus

TRAGEDI BUMI KITA
Oleh: Prof. Dr. Cahyono Agus

Rekor kerusakan lingkungan bumi secara global telah terjadi secara menyedihkan sampai kondisi yang telah terburuk sepanjang sejarah bumi. Setidaknya ada 7 tujuh catatan rekor iklim yang terpecahkan pada tahun 2014. Resume ini tertuang dalam laporan berjudul State of the Climate in 2014 yang dipublikasikan secara resmi oleh the National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) pada tanggal 14 Juli 2015.
Pertama, sejak pencatatan global suhu dimulai tahun 1880, maka tahun 2014 dinyatakan sebagai tahun dengan rekor suhu terpanas di seluruh dunia, dengan tahun terdingin adalah 1911. Meskipun masih diragukan banyak pihak, pakar cuaca AR Moh Al-Khamdi memperkirakan suhu udara di sebagian besar wilayah Arab Saudi di puncak musim panas 2015 ini, bisa mencapai 65oC.
Kedua, peningkatan gas rumah kaca, termasuk karbon dioksida, metana dan dinitrogen oksida, juga dilaporkan mencapai rekor konsentrasi atmosfer tinggi. Kadar karbon di Mauna Loa mencapai di atas 400 ppm, pada periode April sampai Juni, sedangkan rata-rata global adalah 397,2 ppm. Konsentrasi metana naik juga, dengan peningkatan yang lebih besar dari kenaikan tahunan rata-rata selama dekade terakhir.
Ketiga, peningkatan suhu permukaan laut global mencapai rekor tertinggi. Suhu hangat tercatat di bagian barat Atlantik, serta kawasan tengah dan timur Pasifik pada tahun lalu. Kenaikan suhu permukaan laut telah mendorong munculnya badai angin sebanyak 91 siklon tropis, meningkat dari 82 badai pada dekade 1981-2010. Informasi tentang hadirnya gejala El Nino 2015 diperkirakan akan memberikan konsekuensi dan dampak yang lebih parah ke semua kawasan di bumi ini. Kemarau panjang, bencana kekeringan, kurang air dan suhu panas juga diperkirakan akan dirasakan di kawasan Indonesia bagian tengah dan timur sampai akhir tahun.
Keempat, peningkatan suhu juga terjadi tidak saja di permukaan laut, tetapi juga pada suhu lautan. Panas yang terperangkat oleh atmosfer bumi karena efek rumah kaca telah diserap lautan hingga 90 persen.
Kelima, permukaan laut juga memecahkan rekor baru, naik sekitar 67 milimeter dibanding tahun 1993. Karena mencairnya gletser dan es di permukaan laut, molekul air yang mengembang ketika suhu menjadi hangat serta terjadinya pencairan es di daratan yang airnya mengalir ke lautan.
Keenam, Pulau Greenland yang merupakan pulau es abadi terbesar di dunia dilaporkan 90% mulai mencair dengan kecepatan diatas rata-rata setelah musim dingin berakhir. Wilayah Arktik di lingkaran kutub utara dilaporkan terus menghangat, mengalami tahun terpanas, sehingga salju Arktik mencair 20-30 hari lebih awal dibanding 1998-2010.
Ketujuh, kawasan laut yang tertutup es di Antartika di belahan bumi selatan juga mencapai rekor terluas. Pada 20 September 2014 mencapai 7,78 juta mil persegi dibanding 7,56 juta mil persegi pada tahun 2013. Sementara itu, wilayah es di Arktik mencapai terendah 1,94 juta mil persegi pada 17 September 2014. Ini merupakan penurunan kedelapan kalinya berturut-turut dalam delapan tahun terakhir.
Eksploirasi bumi secara berlebihan telah merusak bumi seisinya. Perlu kesadaran dan kontribusi nyata oleh semua pihak untuk kepentingan bersama, sehingga terbangun lingkungan dan kehidupan yang lebih bermartabat dan berkelanjutan.
Bumi 2,0 sebagai planet yang mirip bumi kita, telah ditemukan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) sebagaimana dalam rilisnya Kamis, 23 Juli 2015 ini. Planet yang dinamai Kepler-452b ini 60% lebih besar dari bumi, masa orbit 385 hari, gaya gravitasi 2x, atmosfer tebal, langit berawan, gunung berapi aktif, terletak dikawasan konstelasi Cygnus yang berjarak 1.400 tahun cahaya dari bumi. Hasil simulasi, menunjukkan bahwa suhu, ketersediaan air serta sinar matahari, sebagai sumber kehidupan, baru terllihat menyerupai bumi kita. Barangkali ini menjadi ‘kehidupan masa depan’, sebagaimana yang tertuang dalam kitab suci.

Informasi Penulis:
Prof. Dr. Cahyono Agus
– Guru Besar UGM Yogyakarta dan Koordinator “Pendidikan Hijau”
– HP: 081 5688 8041
– Email: acahyono@ugm.ac.id
– Web: acahyono.staff.ugm.ac.id