GRAND DESIGN RESTORASI TAMAN SISWA EMAS SEBAGAI CUCUK LAMPAH KEBANGKITAN PENDIDIKAN GENERASI INDONESIA EMAS oleh Ki Prof. Dr. Cahyono Agus

Ringkasan Eksekutif

 Pendahuluan

Kongres Majelis Luhur Taman Siswa (MLTS) dan Persatuan Keluarga Besar Tamas Siswa (PKBTS) yang diadakan pada tanggal 5-8 Desember 2016 di Yogyakarta telah berakhir. Taman Siswa harus segera memformulasikan arah dan grand design kebangkitan Taman Siswa baru pada saat ulang tahun emas 100 tahun Taman Siswa pada tahun 2022 mendatang. Selanjutnya, Renainsans Taman Siswa emas diharapkan mampu memberi kontribusi nyata dalam pendidikan bagi generasi emas pada saat perayaan ulang tahun emas 100 tahun Kemerdekaan Indonesia.

Revitalisasi Taman Siswa sudah bersifat mutlak sehingga ajaran KHD yang dipercaya terapi terbaik untuk pendidikan karakter bangsa Indonesia bisa diwujudkan sehingga mampu menjadi kebanggaan, contoh, acuan dan agen of change untuk peningkatan kualitas pendidikan unggulan bagi semua pihak. Sistem among, momong dan ngemong serta “educate the head, the heart, and the hand” bukan hanya diomongkan saja namun harus diamalkan dan mampu memperbaiki kondisi internal dan bangsa ini.

Indonesia harus melakukan restorasi (pembaharuan, revolusi) pendidikan dengan menemu kenali kembali pada “khithah” sistem pendidikan nasional yang tepat. Sistem dan konsep yang memberi wawasan yang cerdas, luas, mendalam, kreatif, inovatif dan futuristik, sehingga menumbuhkan tanggung-jawab dan kontribusi nyata dalam mewujudkan lingkungan dan kehidupan yang bermartabat dan berkelanjutan seutuhnya. Yang berakar kuat pada budaya leluhur sendiri dengan reformulasi kekinian, mengacu pada sistem pendidikan yang menyenangkan (edu-tainment) yang mementingkan nilai budaya dan kemanusiaan. Sebagaimana yang telah diterapkan oleh Ki Hadjar Dewantara saat mendirikan Perguruan Taman Siswa tahun 1922 di Yogyakarta.

Tri Pusat Pendidikan diterapkan sepenuhnya pada Pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat. Sistem among yang harus dikembangkan lagi adalah metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh (care and dedication based on love). Menjadi manusia merdeka yang mampu berkembang secara utuh dan selaras dari segala aspek kemanusiaannya dan yang mampu menghargai dan menghormati nilai kemanusiaan setiap orang.

Pembaharuan Taman Siswa harus dimulai dengan melakukan revitalisasi mandat, visi, misi dan tujuannya agar mampu lebih efektif berperan aktif dalam pembangunan sistem pendidikan nasional yang berbasis, kebudayaan, kemanusiaan. Gap antara situasi Taman Siswa terkini dan cita-cita besar berdasar mandat, visi, misinya harus dijadikan dasar pengembangan program dengan design dan mekanisme yang terstruktur dan terpadu. Dengan demikian dapat dicarikan solusi alternatif untuk menjadikan Taman Siswa unggul kembali dan menjadi cucuk lampah pengembangan pendidikan dan kebudayaan Indonesia kembali.

Pemberdayaan Taman Siswa yang meliputi kultur organisasi Taman Siswa, pelaksanaan ajaran KHD, sumber daya (manusia, finansial, fisik, informasi, lembaga, unit kerja, pengurus cabang & pusat, kerjasama dsb), proses dan pelayanan, serta output dan outcome. Faktor lingkungan eksternal  (lokal, nasional, regional, internasional global) juga harus dilakukan analisis mendalam, meliputi trend-kecenderungan  (idiologi, politik, budaya, ilmu pengetahuan, sistem pendidikan dsb), pemangku kepentingan (pemerintah, murid & mahasiswa, konsumen dsb) maupun pasar (industri, masyarakat, pemerintah, pebisnis dsb. Sinergisme pemberdayaan generasi muda dan tua, internal dan eksternal seluruh multipihak diharapkan menjadikan Taman Siswa lebih mudah untuk melakukan pembaharuan yang bermakna bagi semua pihak. Keberhasilan program renainsans/reviltaliasi/pembaharuan Taman Siswa jelas membutuhkan kontribusi aktif dan nyata dari seluruh pemangku kepentingan.

Grand design pengembamgan Taman Siswa perlu didukung rencana strategis pengembangan, evaluasi diri obyektif terhadap potensi kekuatan & kelemahan, rancangan global program pengembangan, rencana aksi, Pemberdayaan sumber daya unggulan, pengembangan usaha dan penggalangan dana untuk mewujudkan restorasi Taman Siswa Emas.

  1. Mekanisme dan design
  2. PENINGKATAN KAPASITAS TAMAN SISWA, untuk memastikan peningkatan kemauan, kemampuan, kewenangan dan keunggulan internal Taman Siswa, dengan penyempurnaan dan penerapan konsep ajaran Ki Hadjar Dewantara, meliputi:
    • Pengembangan DATA BASE TAMAN SISWA, meliputi pendataan insan, alumni, pemerhati Taman Siswa berbasis web online dan off line, kartu anggota, paguyuban,
    • NAPAK TILAS PERJUANGAN KI HADJAR DEWANTARA, pembuatan Film dokumenter Ki Hadjar Dewantara, Revitalisasi Museum Dirgantara Kirti Griya
    • Penggalian NILAI LUHUR TAMAN SISWA, melalui diskusi selapanan, FGD Ketaman Siswaan, Kajian, Evaluasi diri, Diagnosa Taman Siswa, anjang sana, pelatihan dolanan anak, Laboratorium Sariswara,
    • Pengembangan JIWA KORSA TAMAN SISWA, melalui penanaman nilai luhur Taman Siswa, ide-gagasan-perilaku-tindakan-diskusi-kegiatan yang berbasis nilai luhur Taman Siswa, kebanggaan pada seluruh insan Taman Siswa yang cerdas, luas, mendalam, kreatif, inovatif dan futuristik, penciptaan prestasi unggulan,
    • Pengembangan Sumber Daya Manusia TAMAN SISWA melalui revolusi mental dengan pengembangan sumber daya manusia mandiri dan pemberdayaan insan Taman Siswa.
    • Perbaikan MANAJEMEN & ORGANISASI melalui penguatan pengelolaan potensi insan Taman Siswa, perbaikan pengelolaan organisasi
    • Pendampingan oleh BRIGADE Taman Siswa untuk mendampingi cabang dan unit Taman Siswa menjadi unggulan
    • Pengembangan EKONOMI & USAHA yakni pengembangan sumber penghasilan melalui program produktif konservatif dan industri kreatif berbasis sumber daya lokal unggulan terpadu dan menyeluruh, sejak hulu sampai hilir.
    • Pengembangan INFRASTRUKTUR baik fisik maupun non fisik

  1. KIPRAH TAMAN SISWA,
  • SEKOLAH UNGGULAN TAMAN SISWA, sebagai sekolah unggulan bagi generasi emas dengan nilai unggulan dan menjadi Sekolah Unggulan bidang Budaya, Kebangsaan, Nasional, Alam lingkungan, religious, dan Ipteks.
  • FESTIVAL TAMAN SISWA, melalui gelar potensi pendidikan, kebudayaan, pemberdayaan, konsep, ide, sosial, lomba dolanan anak, Gelar Pendopo Taman Siswa,
  • KERJASAMA ABCG (Academic, Business, Community, Government), untuk menghasilkan sekolah unggulan
  • PUSAT KEBANGKITAN PENDIDIKAN NASIONAL untuk menggodok konsep pendidikan berkebudayaan yang berakar kuat pada kearifan lokal dan menjadi rujukan nasional
  • PUSAT KEBUDAYAAN TAMAN SISWA DAN NASIONAL untuk menggodok konsep dan gelar kebudayaan yang berakar kuat pada kearifan lokal dan menjadi rujukan nasional
  • TABUNGAN & BEASISWA PENDIDIKAN berupa penggalangan dana abadi dan dana beasiswa untuk memberikan beasiswa pendidikan bagi anak didik tidak mampu dan berprestasi
  • TAMAN SISWA GUMREGAH, menampilkan seluruh potensi keunggulan nilai-nilai luhur, prestasi, konsep, pembaharuan Taman Siswa, Cyber Tamsis, penggalangan dana pengembangan Taman Siswa,
  • KEBANGKITAN TAMAN SISWA EMAS agar menjadi cucuk lampah kebangkitan pendidikan berkebudayaan generasi emas Indonesia
  • JARINGAN INTERNASIONAL, melalui pemaknaan kembali dan revitalisasi jaringan sejarah Ki Hadjar Dewantara (Taman Siswa, Indonesia) dan Rabindranath Tagore (Santiniketan, India), pemaknaan dan revitalisasi sejarah pengasingan Ki Hadjar Dewantara ke Belanda, dsb.

  1. PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN TAMAN SISWA
    • PENELITIAN & PENGEMBANGAN
    • SISTEM INFORMASI terpadu penyebar-luasan ide-gagasan-perilaku-tindakan-diskusi-kegiatan yang berbasis nilai luhur Taman Siswa yang cerdas, luas, mendalam, kreatif, inovatif dan futuristik
    • PUBLIKASI & KOMUNIKASI melalui pelatihan, in house dan field training, workshop, FGD, tele-konferensi, seminar, publikasi seminar dan jurnal nasional-internasional dan peningkatan ketrampilan insan Taman Siswa, maupun  penyebaran hasil  program dan penelitian. Pengembangan sistem informasi strategik dan penyebaran informasi secara terpadu bidang pendidikan, kebudayaan, social kemasyarakatan, melalui sistem teknologi online “google drive’, web, media elektronik, media virtual, media cetak, leaflet, booklet, media sosial, buku, buletin, lomba penulisan pengetahuan pendidikan kebudayaan
    • Manajemen Pengetahuan (MP). Keseluruhan sumber daya, proses dan hasil pelaksanaan program, baik proses manajemen, SDM, teknologi informasi dan komunikasi, merupakan modal dalam berbagi ilmu, pengetahuan dan pengalaman hingga akhirnya manajemen pengetahuan tercapai dan menjadi budaya dalam setiap program.
    • KISS ME (Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, Sinergisme, Monitoring dan Evaluasi). Indikator kinerja diukur dari input, proses dan output pelaksanaan program tersebut yang meliputi: tata waktu, tata keuangan, input program, penyelenggaraan program, proses pelaksanaan, ketercapaian target program, ketepatan rencana dan pelaksanaan, produk program dsb.

  • Tindak lanjut program

Diperlukan kerja-keras, kerja-cerdas, kerja-ikhlas, kerja-sama dan kerja-tuntas dalam jaringan ABCG (Academic, Business, Community, Goverment) yang harmonis dan sinergis. Tentu saja, komunikasi, koordinasi, konsolidasi dan komitmen penuh yang serba Tepat (tepat orang, waktu, cara, tempat, sasaran, bentuk), perlu terus diupayakan.

Paradigma baru Restorasi Taman Siswa mengembalikan ke titik NOL, pada keeratan hubungan antara Gusti, manusia, dan alam. Memberdayakan segenap anasir  jagad  bumi secara selaras, serasi dan seimbang. Siklus alam, kehidupan, budaya, jiwa, raga, energi, air, material dan uang perlu dikelola secara terpadu dan berkelanjutan, untuk mendapatkan nilai tambah ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya. Terobosan, sinergi dan inovasi besar peradaban baru yang merupakan hasil penggalian ulang, menemu kenali dan perwujudan kembali budaya yang sempat terabaikan karena modernisasi. Pemberdayaan teknologi informasi (IT) untuk menjadikan Taman Siswa Emas merupakan loncatan revolusi kehidupan dan lingkungan bermartabat yang makin berkualitas.

Faktor pendukung keberhasilan program renainsans/reviltaliasi/pembaharuan Taman Siswa jelas membutuhkan kontribusi aktif dan nyata dari seluruh pemangku kepentingan. Untuk itu diperlukan keunggulan pelaksana, program, pengelolaan, keuangan dan indikator kinerja. Dengan demikian, perlu didorong agar seluruh pemangku kepentingan mempunyai rekam jejak, kemampuan, kemauan, kesempatan, kewenangan, kredibiltas, kepercayaan untuk mendukung keberhasilan dan kesejahteraan bersama.

Pemberdayaan 6M (man, money, material, method, machine, management), yang SERBA TEPAT (tepat orang,  tepat waktu, tepat cara, tepat tempat, tepat sasaran, tepat bentuk), melalui kerja optimal (kerja keras, kerja cerdas, kerja sama, kerja iklas, kerja benar, kerja tuntas) harus diupayakan dengan sungguh-sungguh. Program dikembangkan dengan cara 4K (komunikatif, koordinatif, konsolidatif dan konstruktif) yang KNPI (kreatif, normatif, produktif dan inovatif) perlu terus diupayakan, mulai Mo-Limo (mulai dari sekarang, mulai diri sendiri, mulai dari yang sederhana, mulai dari tempat kita dan mulai dengan yang ada). Selanjutnya didukung KISS ME (Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, Sinergisme, Monitoring dan Evaluasi ahrus dilakukan intensif agar revitalisasi pendidikan ini benar-benar mempunyai makna terhadap perbaikan karakter bangsa untuk lingkungan dan kehidupan yang lebih bermartabat dan berkelanjutan di bumi ini.

Keberhasilan penerapan  sistem ajaran KHD di Taman Siswa sendiri selanjutnya agar mampu diperluas dalam program nasional yang lebih besar, memerlukan kesiapan dan penyempurnaan berjenjang secara vertikal dan horizontal, dengan mempertimbangkan local wisdom.  Perlu kesiapan  konsep besar, perbaikan pola pikir dan orientasi program, bukan berorientasi proyek, penyamaan persepsi,  pemberdayaan seluruh pemangku kepentingan, sesuai kebutuhan, asas bermanfaat, dari hulu hingga hilir, dengan indikator kinerja, monev internal dan eksternal, tindak lanjut dan keberlanjutan program. Indikator kunci utama keberhasilan bukanlah penyelesaian pertanggungjawaban administrasi keuangan, SPJ dan kesesuaian pelaksanaan dengan SOP belaka.

Faktor penyebab kegagalan program dan scalling up utama adalah adanya kerangka pikir dan pola kerja yang kurang mendukung program berbasis kinerja, sehingga harus segera direvulosi total. Beberapa fator utama adalah: berorientasi proyek, mementingkan kepentingan dan keuntungan sesaat, individu, kelompok, feodalsime, zona kenyamanan pada kondisi ketidak pastian, kurang mengikuti kemajuan jaman, kurangnya pengawasan dan indikator kinerja dsb.

Perlu revolusi total untuk mewujudkan Taman Siswa Emas melalui program berbasis kinerja, yang terpadu, menyeluruh, tidak egosentris, dan bermanfaat nyata berupa kesejahteraan bersama, pada aspek ekonomi, lingkungan dan sosbud.. Disamping kesiapan konsep besar, perbaikan mind set, penyamaan persepsi,  orientasi program, bukan orientasi proyek, pemberdayaan seluruh sumber daya, asas kebutuhan & manfaat, dari hulu hingga hilir, indikator kinerja, monev, tindak lanjut dan keberlanjutan program. Indikator kunci utama keberhasilan bukanlah penyelesaian pertanggungjawaban administrasi, keuangan, SPJ dan kesesuaian dengan SOP belaka.

Budaya istimewa Taman Siswa berupa keselarasan hidup, sikap/perilaku luhur diharapkan mampu membentuk karakter: jati diri, harga diri, percaya diri, mandiri. Agar mempunyai daya tahan, daya tangkal, daya kembang, dengan ciri 9W (Wareg, Waras, Wusono, Wismo, Wasis, Waskito, Wibowo, Waluyo, Wicaksono). Diperlukan strong policy, strong strategic, strong leadership, strong regulation, strong implementation, strong commitment, strong participation untuk menciptakan pengelolaan sumber daya yang mampu mendukung sistem, konsep dan praktek pendidikan Taman Siswa seutuhnya.

Diharapkan Taman Siswa Emas dapat diwujudkan dengan “Maju tanpa menyingkirkan, Naik  tanpa menjatuhkan, Besar tanpa mengecilkan, Tinggi tanpa merendahkan, Kuat tanpa melemahkan, Benar tanpa menyalahkan, Baik tanpa menjelekkan”. Prinsip yang dipberlakukan adalah: membina bukannya menghina apalagi membinasakan, memberdayakan bukannya memperdaya,  mendidik bukannya membidik. Mengobati bukannya melukai, mengukuhkan bukannya meruntuhkan, saling menguatkan bukannya saling melemahkan, mengajak bukannya mengejek, menyejukkan bukannya memojokkan, mengajar bukannya menghajar, belajar bukannya saling bertengkar. Menasehati bukannya mencaci maki, merangkul bukannya memukul, bersabar bukannya ngajak mencakar, mencerdaskan bukannya membodohkan, menawarkan solusi bukannya mengumbar janji, berlomba dalam kebaikan bukannya saling menjatuhkan. Mengatasi keadaan bukannya meratapi kenyataan, mendukung semua program kebaikan bukannya memunculkan keraguan. Menyatukan kekuatan bukannya memecah belah barisan, kompak dalam perbedaan bukannya ribut mengklaim kebenaran, mencari teman bukannya mencari lawan, menampung semua lapisan bukannya memecah belah persatuan, kita bersama bukannya memaksanakan kehendak, saling islah bukannya saling salah.

Revitalisasi ajaran KHD dan Taman Siswa Emas menjadi cucuk lampah pendidikan berkebudayaan generasi emas Indonesia, tidak bisa instan dan dibebankan pada satu pihak saja, namun membutuhkan perjuangan keras secara sungguh-sungguh dan kontribusi nyata seluruh insan Taman Siswa.

 

Yogyakarta, 1 Januari 2017

Ki Prof. Dr.Cahyono Agus

Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Keluarga Besar Taman Siswa (PP PKBTS)

Guru Besar UGM Yogyakarta

Email: acahyono@ugm.ac.id http://acahyono.staff.ugm.ac.id/