MASA DEPAN BUMI Oleh: Prof. Dr. Cahyono Agus

MASA DEPAN BUMI

Oleh: Prof. Dr. Cahyono Agus

 

Kerusakan bumi dan perubahan iklim global saat ini telah menjadi kenyataan yang menyakitkan. Dalam satu abad terakhir, manusia yang telah dipercaya menjadi khalifah bumi, ternyata telah membawa banyak kerusakan dan bencana besar bagi satu-satunya planet yang mampu ditinggali makhluk hidup ini. Eksploitasi sumberdaya alam yang berlebihan hingga 1,7 kali kapasitas bumi serta menentang kodrat alam semesta menjadikan masa depan bumi semakin suram. Mulai dari gundulnya berjuta kilometer persegi hutan, musnahnya banyak keanekaragaman hayati & satwa, bencana alam banjir, kekeringan, longsor, rawan pangan, kemiskinan, polusi dsb. Disamping bencana gempa bumi, gunung meletus, topan badai, gelombang panas, petir, tsunami, dan yang paling mengerikan adalah percepatan bencana yang tidak dapat dirasakan dalam waktu singkat, yakni pemanasan global.

Deutsche Welle Jerman melaporkan bahwa suhu di Desa Oymyakon wilayah Yakutia Rusia telah mencapai minus 67°C pada tanggal 16 Januari 2018 lalu, bahkan  pernah mencapai -71,2oC. Gurun Sahara di Afrika Utara merupakan daerah tandus dan terpanas di dunia, tetapi pada 7/1/2018 lalu sempat diselimuti salju setebal 45 cm. Setelah sehari sebelumnya badai menerjang kawasan tersebut.

Sebagian Afrika, Amerika Selatan, dan India seringkali harus bergelut dengan suhu 43oC di musim panas. Suhu udara di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat mencapai titik tertinggi pada akhir bulan lalu dan hampir memecahkan rekor suhu terpanas, mendekati 49oC. Suhu yang bisa membunuh ribuan orang tiap tahun karena tak kuat menahan panasnya cuaca. Fluktuasi suhu bumi yang semakin ekstrim dan intens akan semakin menjadikan bumi tidak nyaman lagi bagi kehidupan makluk hidup.

Business Insider  dan Mongabay memprediksi kondisi bumi pada 10 ribu tahun dan 500 tahun mendatang. Jika tak ada tindakan apapun, Jurnal Nature Climate Change memperkirakan planet bumi akan lebih panas rata-rata 7 derajat Celcius, dan permukaan air laut akan naik 52 meter. Gunung Es di Greenland habis dan es di kedua kutub juga akan terkikis hebat.

Glacier di pegunungan tinggi di Asia – termasuk Himalaya, hanya tersisa 30% dari ukurannya sekarang. Hilangnya sumber air yang stabil, ditambah dengan kekeringan yang parah, dan populasi manusia yang terus tumbuh tak terkendali, menyebabkan sumber-sumber air di Asia tak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia. Suhu samudera juga menghangat dan air laut menjadi lebih asam. Sehingga terumbu-terumbu karang yang indah akan hilang. Permukaan laut naik 91 cm dan jutaan penduduk yang tinggal di tepi pantai akan menjadi pengungsi.

Nature menulis bahwa pada abad ke-23, kita mencapai puncak dari kepunahan massal ke-enam. Sejauh ini diperkirakan ada sekitar 14 juta spesies hidup yang pernah tinggal di bumi. Namun diyakini bahwa 99 persen dari total 14 juta spesies itu telah punah. Ribuan spesies amfibi burung, mamalia, dan serangga akan terhapus dari muka bumi. Pada akhir abad ke-25, lapisan es di kutub utara bagian barat runtuh setelah bertahun-tahun mencair perlahan. Permukaan laut kembali naik, sehingga bertambah 9 meter.

Perlu disadari, bahwa bumi kita tak hanya mempunyai daya dukung yang terbatas, tetapi juga terus menyusut, sedangkan tekanan justru terus membesar. Bumi kita yang berusia 4,5 miliar saat ini sudah ditinggali sekitar 7,3 miliar manusia dan meningkat menjadi 9,5 miliar pada abad 22 nanti.  Kurangnya persediaan makanan, air, dan energi memicu berbagai konflik baru yang meluas di seluruh dunia. Kerusakan bumi lebih parah dapat kita cegah dengan upaya sungguh-sunggguh kita semua mulai dari kita, saat ini, di tempat ini dan cara yang paling sederhana. Perlu kesadaran dan kontribusi nyata oleh semua pihak untuk kepentingan bersama, sehingga terbangun lingkungan dan kehidupan yang lebih bermartabat dan berkelanjutan. Hamemayu Hayuning Bawana dengan memperbaiki lingkungan sekitar dan merawat alam semesta dengan penuh cinta kasih pada alam, sesama makluk hidup dan Sang Pencipta.

 

Informasi Penulis:

Prof. Dr. Cahyono Agus

–  Guru Besar UGM Yogyakarta

–  HP: 081 5688 8041

–  Email: acahyono@ugm.ac.id

–  Web: acahyono.staff.ugm.ac.id

 

 

 

 

Artikel ini telah diterbitkan pada:

Agus, C. 2018. Masa Depan Bumi. Analisis Harian Kedaulatan Rakyat Hari Rabu, 24 Januari 2018. Halaman 1.